banner 325x300
Berita

Kaum Gay jadi Penyumbang Terbesar HIV/AIDS di Cianjur, Dewan Desak Dinkes Lakukan Deteksi Dini

×

Kaum Gay jadi Penyumbang Terbesar HIV/AIDS di Cianjur, Dewan Desak Dinkes Lakukan Deteksi Dini

Sebarkan artikel ini
Kaum Gay jadi Penyumbang Terbesar HIV/AIDS di Cianjur, Dewan Desak Dinkes Lakukan Deteksi Dini
Kaum Gay jadi Penyumbang Terbesar HIV/AIDS di Cianjur, Dewan Desak Dinkes Lakukan Deteksi Dini.(Foto: Pexels.com)

KLIK CIANJUR, Cianjur – Persentase penyumbang terbesar kontaminasi HIV/AIDS di CIanjur dari kaum gay atau lelaki suka lelaki. Persentasenya sendiri sebesar 48 persen dari total penderita yang terpapar HIV/AIDS di Cianjur.

Sekretaris Komisi Penanggulangan AIDS Kabupaten Cianjur H Hilman mengatakan, posisi kedua penularan dari ibu hamil yang meneruskan kepada bayi yang dikandungnya. Sementara hingga Juni 2022 jumlah penderita HIV/AIDS di Cianjur terdapat 109 orang.

“Persentase terbesar penderita HIV/AIDS dari kaum gay atau lelaki suka lelaki,” tuturnya kepada wartawan, Rabu (31/8/2022).

Jumlah gay, waria, pengguna jarum suntik, dan wanita pekerja seks komersial akan didata dan diprediksi hasilnya akan beres pada pertengahan September.

Dewan Kabupaten Cianjur, mendesak Dinas Kesehatan untuk melakukan tes HIV/AIDS kepada ibu hamil. Hal itu dilakukan untuk deteksi dini agar bayi dari ibu hamil yang positif tidak terpapar HIV/AIDS.

Wakil Ketua DPRD Kabupaten Cianjur Deden Nasihin, mengatakan adanya temuan kasus ibu hamil positif HIV/AIDS cukup memprihatinkan. Padahal, Cianjur dikenal dengan Kota Santri.

“Dari angka kasus ini cukup tinggi untuk Cianjur yang dikenal dengan kota santri, apalagi ternyata ada ibu hamil yang juga terkonfirmasi positif HIV/AIDS, ini harus jadi sorotan bersama,” terangnya.

Baca Juga: Dua Anak TKW Nangis Histeris Saat Peti Mati Ibunya Tiba di Cianjur

Menurutnya, perlu ada pendampingan secara maksimal dari dinas kesehatan dan instansi lainnya bagi ibu hamil yang positif HIV/AIDS. Padahal tidak sedikit kaum perempuan yang terpapar secara pasif, atau terpapar dari pasangannya.

“Meski terpapar dari pasangan, tetap saja stigma HIV/AIDS adalah aib dan pendosa masih erat. Makanya perlu ada pendampingan maskimal dari semua pihak, agar ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS) bisa tetap kuat dan mau berobat, terutama ibu hamil supaya anaknya bisa terlahir dengan tidak terpapar,” ujarnya.

Deden berharap Dinas Kesehatan bisa memasivkan testing HIV/AIDS terutama pada ibu hamil. Ia pun berharap testing bisa diperbanyak agar bisa terdeteksi sejak dini.

“Sehingga anak dari ibu hamil yang positif bisa diupayakan terhindar dari HIV/AIDS saat lahir dengan pengobatan yang terpantau,” katanya.

Di sisi lain, Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Cianjur Frida Laila Yahya, mengatakan di tahun ini pihaknya menargetkan 40.749 orang untuk pemeriksaan HIV/AIDS dengan 40 ribu diantaranya ditargetkan pada ibu hamil.

Namun hingga pertengahan 2022, capaiannya baru di angka 25 persen. Ibu hamil pun baru tercapai 10.381 orang dari target 40.749 orang. Banyak kendala yang menghambat hal ini

“Kendalanya dari geografis, sehingga petugas kesulitan menjangkau warga yang rumahnya di pelosok. Selain itu ada kendala-kendala lainnya, tapi kami upayakan agar bisa terkejar targetnya,” pungkasnya.(afs)

banner 325x300
banner 325x300

Tinggalkan Balasan