CIANJURUPDATE.COM – Di usianya yang seharusnya diisi dengan tawa dan langkah-langkah lincah, Aleena Farica Yudiana justru tengah berjuang dalam keheningan.
Bocah perempuan berusia tiga tahun asal Desa Cibulakan, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, ini menghadapi kondisi keterlambatan pertumbuhan yang sangat mengkhawatirkan, menjadi potret buram masalah stunting yang masih mengancam anak-anak Indonesia.
Saat ini, berat badan Aleena hanya tercatat 5,9 kilogram. Angka ini berada jauh di bawah standar ideal yang ditetapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), yang menyebutkan bahwa anak perempuan seusianya semestinya memiliki berat badan antara 10,8 hingga 18,1 kilogram. Kondisi ini tidak hanya menghambat pertumbuhan fisiknya, tetapi juga merenggut keceriaan masa kecilnya.
Baca Juga: Jelang MTQH XXXIX Provinsi Jabar, LPTQ Cianjur Lakukan Pembinaan Intensif
Perjuangan ini telah berlangsung lama bagi keluarga Aleena. Sang ibu, Yayah Ferdiana (42), menuturkan bahwa tanda-tanda stunting pada putrinya sudah terlihat sejak Aleena baru berusia sembilan bulan. Dengan suara bergetar menahan kepedihan, ia mengungkapkan upaya yang seakan tak berujung.
“Berbagai upaya sudah kami lakukan, tapi sampai sekarang belum ada perkembangan berarti. Anak saya bahkan belum bisa berjalan tanpa dituntun,” ujar Yayah.
Kabar mengenai kondisi Aleena akhirnya sampai ke telinga pemerintah setempat. Respon cepat pun datang. Pada Jumat (13/6/25), Camat Cugenang, Ali Akbar, bersama kepala desa, kepala puskesmas, dan bidan desa, mengunjungi langsung kediaman keluarga Aleena. Kunjungan ini bukan sekadar seremoni, melainkan langkah awal dari intervensi serius dan terpadu.
Dalam kunjungannya, Ali Akbar menekankan bahwa penanganan kasus seperti Aleena tidak cukup hanya dengan bantuan sesaat, melainkan memerlukan pengawasan berkelanjutan.
“Yang paling penting adalah pendampingan. Kami dari kecamatan, puskesmas, dan kepala desa akan memastikan bahwa bantuan makanan dan susu benar-benar sampai dan dikonsumsi. Kami juga akan mendukung upaya pemeriksaan hormon di Bandung untuk memastikan penyebab keterlambatan pertumbuhan ini, apakah karena infeksi, kelainan hormon, atau pola asuh,” ujar Ali.
Langkah konkret pun telah disiapkan. Aleena kini telah terdaftar dalam program BPJS Kesehatan dan siap dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap di Bandung untuk menjalani pemeriksaan hormonal dan medis menyeluruh. Pemerintah kecamatan memastikan bahwa kendala biaya tidak akan menjadi penghalang bagi Aleena untuk mendapatkan perawatan terbaik.
Baca Juga: Mantan Karyawan Kredit Plus Cianjur Divonis 2 Tahun Penjara karena Tipu Nasabah
“Kalau memang harus ke Bandung, kami siapkan ambulans dan akan membantu biaya pemeriksaan maupun perawatan selama di sana. Semua pihak akan bergotong royong,” tambah Ali, menegaskan komitmen kolektif untuk kesembuhan Aleena.
Meski secara kasat mata kondisi Aleena masuk dalam kategori stunting atau gagal tumbuh, penyebab pastinya masih menjadi misteri yang harus dipecahkan melalui pemeriksaan medis. Harapan kini disandarkan pada upaya bersama ini, agar Aleena dapat segera pulih, mengejar ketertinggalan pertumbuhannya, dan menikmati masa depan yang sehat dan normal layaknya anak-anak lain.***
Editor: Indra Arfiandi