Seniman Cianjur Alexander Chris Tampilkan “Fall of Icarus” di Neo Gallery Jakarta
CIANJURUPDATE.COM – Seniman asal Kabupaten Cianjur, Alexander Chris, turut ambil bagian dalam pameran seni rupa bertajuk Yang Menampakkan Dirinya yang digelar di Neo Gallery, Jakarta. Pameran ini resmi dibuka pada Sabtu (29/11/2025) dan akan berlangsung hingga 10 Januari 2026 mendatang.
Seperti dilansir Kompas.id, dalam pameran kelompok ini, Chris menghadirkan karya patung berjudul “Fall of Icarus” (2024). Karya berdimensi 150 cm x 150 cm x 50 cm dengan teknik mixed media sculpture tersebut menjadi perhatian tersendiri karena merupakan satu-satunya karya tiga matra (tiga dimensi) yang dipamerkan di tengah karya lukisan dari delapan seniman lainnya.
Karya Chris ditempatkan di sisi paling depan ruang pamer. Secara visual, patung ini menggambarkan sosok Icarus dengan sayap yang masih utuh, dalam posisi tertelungkup di atas lantai yang ditaburi tanah.
Chris menjelaskan bahwa karyanya terinspirasi dari mitologi Yunani tentang Icarus, putra Daedalus. Kisah ini bermula ketika Daedalus membuatkan sayap dari bulu burung dan lilin agar mereka bisa melarikan diri dari labirin Raja Minos. Namun, Icarus terbang terlalu dekat dengan matahari hingga lilin perekat sayapnya meleleh, menyebabkan ia terjatuh dan mati.
Melalui patung ini, Chris ingin menyampaikan pesan mendalam mengenai batasan kemampuan manusia dan bahaya dari sikap angkuh.
“Kisah kesombongan Icarus ini banyak dikenang,” ujar Chris.
Baca Juga: Seni Rupa Cianjur Makin Geliat, Alexander Art Gallery Fasilitasi Pameran Tunggal Jaja Ilalang
Menurut Chris, kemampuan luar biasa yang didapat seseorang seringkali membuat mereka lupa diri. Patung “Fall of Icarus” menjadi simbol peringatan bahwa setiap keangkuhan adalah awal dari sebuah malapetaka.
“Icarus menjadi sosok pemuda tangguh yang bersayap. Ia menjadi angkuh. Ada kisah yang menggambarkan Icarus terjatuh ke tanah dan Icarus pun tertawa,” tambah Chris menjelaskan narasi di balik karyanya.
Selain Alexander Chris, pameran Yang Menampakkan Dirinya juga menampilkan karya dari seniman-seniman lain, yaitu Arman Jamparing (Act Move), Cecep M Taufik, Didit Sudianto, Mola, Rieswandi, Rudy Murdock, Singgih Adhi Prasetyo, dan Sumastania Widyandari.***
