SPPG Cikalongkulon Beri Klarifikasi Soal Viral Menu Ikan Teri dan Lalapan pada Program MBG

CIANJURUPDATE.COM – Koordinator Satuan Pelayanan Dapur Sehat (SPPG) Kecamatan Cikalongkulon, Sandi, memberikan klarifikasi terkait video viral yang memperlihatkan menu Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk anak Taman Kanak-Kanak (TK) yang menuai sorotan publik. Video yang beredar pada akhir September 2025 tersebut memperlihatkan sajian berupa nasi, ikan teri, dan lalapan yang dinilai sebagian pihak kurang pas untuk anak usia dini.

Dalam wawancara dengan Cianjur Update pada Senin (15/12/2025), Sandi membenarkan bahwa menu tersebut berasal dari SPPG di wilayah Desa Sukagalih, Kecamatan Cikalongkulon.

Ia menjelaskan bahwa penyusunan menu tersebut sebenarnya telah mengacu pada pedoman gizi, di mana ikan teri memiliki kandungan zat besi yang tinggi, serta mengikuti arahan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk memanfaatkan produk UMKM dan pangan lokal.

Tampilan sajian Makan Bergizi Gratis (MBG) berisi nasi, olahan ikan teri kacang, dan pisang yang disajikan untuk siswa TK di Kecamatan Cikalongkulon, Cianjur. Menu ini sempat viral dan menuai beragam reaksi publik terkait kesesuaian lauk bagi anak usia dini. (foto: Istimewa)

Baca Juga: Satgas MBG Cianjur Investigasi Temuan SPPG, Standar B2SA dan Legalitas Wajib Ada

Namun, Sandi mengakui adanya ketidaktepatan dalam pemilihan menu jika dilihat dari sisi kultur masyarakat setempat.

“Kalau untuk angka kecukupan gizi masuk, karena teri mengandung banyak manfaat zat besi. Cuma pengimplementasiannya bagi masyarakat awam, menurut saya juga kurang tepat. Kultur masyarakat kita memandang teri itu makanan untuk orang dewasa, pasangannya sambal dan kangkung, bukan untuk anak sekolah,” ujar Sandi saat dikonfirmasi.

Sebelumnya, sorotan ini bermula dari unggahan video yang memperlihatkan nampan makanan siswa berisi nasi putih dengan taburan bawang goreng, lauk olahan ikan teri dengan kacang, tempe orek, lalapan berupa timun dan daun selada, serta satu buah pisang hijau.

Baca Juga: Pemkab Cianjur Stop Dapur MBG yang Belum Kantongi Sertifikat Higiene, 56 Tetap Beroperasi

Dalam video tersebut, terdengar komentar orang tua siswa yang mempertanyakan menu tersebut dengan nada humor namun kritis.

“Pa Dedi, ieu téh naha murangkalih TK dipasihan teri? Saurna mah makanan bergizi, Pa Dedi. Kantun nambihan sambel sareng krecek kangkungna, Pa Dedi,” ucap suara dalam rekaman video tersebut.

Penjelasan Mengenai Anggaran Per Porsi

Selain menanggapi soal jenis menu, Sandi juga meluruskan persepsi masyarakat mengenai anggaran program MBG yang selama ini dikenal sebesar Rp15.000 per porsi. Ia menjelaskan bahwa nominal tersebut tidak seluruhnya dialokasikan untuk belanja bahan makanan (food cost), melainkan terbagi untuk biaya operasional dan insentif.

“Masyarakat taunya Rp15.000. Padahal jenjangnya berbeda. Untuk Balita, TK sampai kelas 3 SD, budget bahan bakunya Rp8.000. Sedangkan untuk porsi dewasa (kelas tinggi) Rp10.000,” jelas Sandi.

Sandi merinci, dari total anggaran Rp15.000, sebesar Rp3.000 digunakan untuk biaya operasional SPPG (gaji karyawan, listrik, gas), dan Rp2.000 dialokasikan sebagai insentif bagi mitra pemilik dapur.***

 

Exit mobile version