CIANJURUPDATE.COM – Perang sarung, yang semula menjadi bagian dari budaya anak muda di bulan Ramadhan, kini menjadi sorotan akibat kasus kekerasan yang terjadi, terlebih di Cianjur.
Fenomena perang sarung tidak hanya punya dampak negatif, tetapi juga memiliki sebuah sejarah panjang tentang perjuangan dan konflik.
Perang Sarung terjadi pada awal abad ke-20 di Indonesia, di bawah penjajahan kolonial Belanda. Ketegangan sosial-politik pada masa itu, ditambah dengan ketidakpuasan terhadap penindasan, menjadi pemicu utama terjadinya konflik.
Pemicu awal dari Perang Sarung terjadi di wilayah Banten, di mana larangan penggunaan sarung oleh pemerintah kolonial Belanda memicu protes dari sekelompok pria Muslim. Sarung, sebagai simbol budaya dan identitas Muslim, menjadi pusat perdebatan yang memperkeruh suasana.
BACA JUGA: Polres Cianjur Amankan 27 Pelajar yang Kedapatan Perang Sarung di Tiga Titik di Cianjur
Ketegangan semakin meningkat ketika upaya larangan penggunaan sarung oleh kolonial Belanda bertabrakan dengan keinginan umat Islam untuk mempertahankan identitas dan kebebasan beragama mereka. Konfrontasi fisik pun tidak terhindarkan, mengarah pada konflik yang meluas.
Perang Sarung mencapai puncaknya ketika kelompok pemberontak Muslim melancarkan serangan terhadap pos-pos militer Belanda, menggunakan sarung sebagai simbol perlawanan. Perjuangan ini mengakibatkan banyak korban jiwa dan kerugian materi yang signifikan di kedua belah pihak.
Meskipun awalnya dianggap sebagai perlawanan terhadap penindasan, konflik ini kemudian dikecam oleh banyak kalangan karena melanggar nilai-nilai kemanusiaan dan keagamaan. Perang Sarung menjadi pelajaran tentang pentingnya dialog, toleransi, dan penyelesaian konflik secara damai.
Perang Sarung mencatat halaman kelam dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia dan menjadi cermin bagi kita tentang bahaya konflik di bulan suci Ramadhan. Penting bagi kita untuk mengambil hikmah dari peristiwa ini dan bersatu membangun masyarakat yang damai dan toleran.
BACA JUGA: Perang Sarung Berujung Luka, 15 Pelajar Diciduk Polisi di Cianjur
Kasus Kekerasan Akibat Perang Sarung di Cianjur Selama Ramadhan

Kasus Kekerasan yang terjadi baru-baru ini menyoroti bahwa tradisi Perang Sarung tidak lagi sekadar menjadi permainan, tetapi telah berubah menjadi aksi kekerasan yang membahayakan.
Operasi Patroli Presisi Polres Cianjur berhasil mengamankan 27 pelajar yang terlibat dalam aksi perang samping di dua kecamatan.
Dari dua kecamatan tersebut, berhasil diamankan dua puluh tujuh pelajar yang terlibat dalam perang samping, dengan empat di antaranya mengalami luka serius di bagian muka dan kepala akibat hantaman sarung yang berisi batu.
Menurut Kasat Reskrim Polres Cianjur, AKP Tono Listianto, aksi perang samping ini direncanakan melalui media sosial, menunjukkan bahwa fenomena ini semakin meluas di kalangan pelajar.
BACA JUGA: Hendak Perang Sarung, Polres Cianjur Amankan 8 Pelaku!
Para pelajar yang terlibat dalam aksi ini berasal dari berbagai kalangan, termasuk pelajar SMP dan SMA, menyoroti urgensi untuk mengawasi dan mendidik generasi muda tentang pentingnya nilai-nilai perdamaian dan toleransi.
Kasus ini menjadi pengingat bahwa tradisi, ketika berubah konteks dan konten, dapat menjadi ancaman bagi masyarakat. Penting bagi pemerintah dan masyarakat untuk bekerja sama dalam mencegah dan menanggulangi kasus-kasus kekerasan semacam ini.
Meskipun tradisi Perang Sarung memiliki akar sejarah yang dalam, namun kita harus berhati-hati agar tidak melenceng menjadi bentuk kekerasan yang merugikan.
Dalam bulan suci Ramadhan, saatnya bagi kita untuk merenungkan nilai-nilai perdamaian, toleransi, dan penghargaan terhadap nilai-nilai keagamaan, bukan sekadar berperang dalam balutan tradisi yang kelam.
-
HMI Cianjur Tolak Kebijakan Militeristik untuk Siswa Nakal -
Riska Pria Asal Bandung Ditemukan Tewas di Kost Cianjur, Polisi Selidiki Luka Memar Bagian Kepala -
Ketua DPRD Cianjur Metty Triantika Salurkan Bantuan Bagi Korban Banjir, Gandeng Karang Taruna dan Relawan TMP -
Kepala BNPB dan Alumni Akmil 1989 Kunjungi Masjid Baitul Iman 89 Cugenang -
Tegas! Satpol PP dan DPMPTSP Cianjur Gembok Perusahaan Bodong di Cibeber -
Disdikpora Cianjur Ingatkan Jangan Ada Lagi Para Guru Terjerat Pinjol -
Kaesang Soroti Kasus Keracunan Massal MBG di Cianjur: Perlu Evaluasi Semua -
Cianjur Krisis Pendidikan, Bupati Bakal Fokus Penanganan Holistik dan Perubahan Paradigma -
Pemkab Cianjur Siapkan Pembinaan di Barak Militer untuk Pelajar Nakal -
FKRD Sabandar Dorong Desa Inklusif Lewat Musrenbang Remaja 2025