CIANJURUPDATE.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur mengambil langkah progresif untuk mengatasi salah satu tantangan utamanya: infrastruktur jalan.
Dengan target ambisius, Pemkab mencanangkan perbaikan 335 kilometer jalan kabupaten yang saat ini dalam kondisi rusak akan dituntaskan dalam kurun waktu lima tahun ke depan. Proyek vital ini diprioritaskan untuk membuka dan mempermudah akses masyarakat menuju sekolah serta fasilitas layanan kesehatan.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) Kabupaten Cianjur, Eri Rihandiar, pada hari Kamis (12/6/2025), memaparkan kondisi terkini infrastruktur jalan di wilayahnya. Dari total 1.335 kilometer jalan yang menjadi kewenangan kabupaten, baru sekitar 1.001 kilometer atau 75 persen yang masuk dalam kategori “jalan mantap” dan layak pakai.
Baca Juga: Derita Aleena, Bocah 3 Tahun di Cianjur Berjuang Melawan Stunting dengan Berat Badan Hanya 5,9 Kg
“Masih ada 25 persen atau sekitar 334 kilometer jalan yang masih rusak di Kabupaten Cianjur,” ujar Eri.
Untuk memastikan durabilitas dan menekan biaya perawatan di masa depan, proyek perbaikan ini akan mengadopsi konstruksi cor beton. Pilihan ini bukan tanpa alasan. Menurut data, 60 persen dari jalan yang sudah dalam kondisi baik di Cianjur saat ini telah menggunakan beton, terbukti lebih tahan lama dibandingkan aspal.
“Dari 1.000 kilometer jalan yang sudah mulus, 600 kilometernya itu jalan beton. Dan nanti yang 335 kilometer lagi kita juga akan bangun dengan cor beton, supaya awet. Jadi bisa 100 persen jalan mantap,” tegas Eri Rihandiar.
Baca Juga: Jelang MTQH XXXIX Provinsi Jabar, LPTQ Cianjur Lakukan Pembinaan Intensif
Mengingat skala proyek yang masif, Eri menekankan bahwa penyelesaiannya membutuhkan waktu dan perencanaan strategis.
“Tidak mungkin selesai dalam kurun waktu 1 tahun. Yang jelas target kita 5 tahun selesai. Makanya ada skala prioritas, dan kami prioritaskan akses ke pendidikan serta kesehatan,” ungkapnya.
Prioritas pada sektor pendidikan dan kesehatan ini mendapatkan dukungan penuh dari Bupati Cianjur, dr. Muhammad Wahyu. Ia menyoroti bagaimana kondisi jalan yang buruk menjadi kendala nyata bagi program-program pemerintah, termasuk program sinkronisasi dengan pemerintah pusat seperti Makan Siang Bergizi (MBG).
Wahyu menjelaskan, salah satu hambatan utama dalam distribusi program MBG di Cianjur adalah akses jalan yang tidak memadai, yang mempersulit pengiriman makanan dari dapur produksi ke sekolah-sekolah penerima manfaat.
Baca Juga: Mantan Karyawan Kredit Plus Cianjur Divonis 2 Tahun Penjara karena Tipu Nasabah
“Makanya kami prioritaskan perbaikan ke jalur pendidikan, supaya nanti MBG bisa sukses. Jadi program daerah untuk perbaikan jalan rusak berjalan, sekaligus selaras dengan program di pusat,” pungkas dia.***
Editor: Indra Arfiandi