Yayasan Syekh Abdullah Jaber Gelar Kajian Spesial HUT RI ke-80 Untuk Beri Semangat Umat Islam

CIANJURUPDATE.COMYayasan Syekh Ali Jaber menggelar kajian untuk memperingati HUT ke-80 RI di Masjid Syekh Ali Jaber, Cipanas, Cianjur, pada Sabtu (16/08/2025). Syekh Abdullah Jaber, adik kandung mendiang Syekh Ali Jaber, mengisi kajian bertema ‘Lelah Boleh Menyerah Jangan’ tersebut.

Sebanyak 300 jemaah dari berbagai daerah mengikuti kajian ini. Kajian ini bertujuan memberikan semangat kepada para jemaah, layaknya para pejuang, dalam menghadapi cobaan di dunia untuk mencapai rida Allah.

Dalam kajian tersebut, Syekh Abdullah Jaber membahas tentang keimanan yang naik turun, empat hal yang memengaruhinya, serta tiga tingkatan dalam keimanan. Ia juga menjelaskan tiga kondisi dalam menghadapi musibah dan cara menguatkan diri melalui keyakinan, doa, serta kesabaran.

Syekh Abdullah Jaber menjelaskan bahwa iman bisa naik dan turun, sejalan dengan kesepakatan Ahlusunah waljamaah. Ia mencontohkan bagaimana iman terasa sangat kuat di bulan Ramadan karena banyaknya amal saleh yang dilakukan, tetapi bisa terasa lemah setelah Ramadan selesai jika ibadah menurun.

Maka, lanjutnya, ada empat hal yang memengaruhi iman seseorang, yakni mengenal Allah, tafakur, melaksanakan amal baik, dan menjauhi maksiat. Ia menyebut, semakin seseorang memahami nama-nama dan sifat-sifat Allah yang disebutkan dalam Al-Qur’an dan sunah Nabi Muhammad saw., imannya akan semakin tinggi.

BACA JUGA: Hadiri HUT RI Bersama Karang Taruna Ngahiji, Ketua DPRD Cianjur Serahkan Bantuan untuk Yatim, Jompo, Sanggar Seni hingga Madrasah

“Orang yang mengenal Allah sebagai Yang Maha Melihat tidak akan mudah berbuat dosa,” ucap dia.

Syekh Abdullah juga menyebut, tafakur dapat dibagi menjadi dua. Pertama, tafakur dengan ciptaan Allah seperti bumi dan seisinya. Kedua, tafakur dengan firman Allah, yakni dekat dengan Al-Qur’an.

“Semakin seseorang berusaha melakukan amal saleh sesuai kemampuannya, maka semakin tinggi dan kuat imannya,” kata dia.

Ia pun menjelaskan, untuk bisa meningkatkan keimanan kepada Allah, kita harus menjauhi maksiat atau perbuatan tercela yang dilarang oleh agama.

“Karena dosa adalah ‘titik hitam’ di hati, sedangkan iman membutuhkan hati yang bersih,” kata dia.

BACA JUGA: Lapas Kelas IIB Cianjur Berikan Remisi dan Lukisan Karya Warga Binaan di Momen HUT RI ke-80

Syekh Abdullah pun menjelaskan, keimanan seseorang dapat dilihat dalam tiga tingkatan atau ‘garis’ kehidupan, yang Allah jelaskan dalam Surah Fatir ayat 32. Pertama, garis merah, yakni orang yang menzalimi diri sendiri.

“Mereka adalah orang-orang yang malas menjaga ibadah wajib, kadang salat dan kadang tidak, atau menggeser waktu salat. Mereka juga masih banyak melakukan dosa dan maksiat. Namun, mereka tidak mengingkari kewajiban salat,” kata dia.

Kedua, garis kuning. Syekh Abdullah menyebut orang yang berada pada garis kehidupan ini merupakan orang muktasid atau moderat. Mereka berusaha menjauhi dosa dan maksiat serta menjaga ibadah wajib tepat waktu.

“Namun, mereka masih malas meninggalkan hal-hal yang makruh dan malas melakukan hal-hal sunah. Mereka sering naik turun dalam keimanan di antara tiga garis ini,” jelas dia.

Terakhir, kata dia, orang yang hidup dalam garis hijau. Syekh Abdullah menyebut orang yang hidup dalam garis kehidupan ini merupakan golongan yang selalu berlomba-lomba dalam kebaikan.

BACA JUGA: Sambut Indonesia Emas 2045, Ratusan Santri Ponpes Darussalamah Al-Mubarok Cianjur Gelar Doa Bersama

“Mereka sangat bersemangat dalam kebaikan, tidak menunggu azan untuk pergi ke masjid, dan proaktif membantu orang lain. Mereka menjaga yang wajib, berusaha melaksanakan ibadah sunah, dan juga menjauhi dosa, maksiat, serta hal-hal makruh karena takut terjatuh pada yang haram. Mereka adalah orang-orang ‘ihsan’ yang semangat dengan izin Allah,” ungkap dia.

Di akhir ceramah, Syekh Abdullah Jaber menyampaikan pesan mengenai cara menghadapi kesulitan hidup di dunia dan akhirat. Pertama, menguatkan keyakinan kepada Allah; kedua, memperbanyak doa; lalu ketiga, sabar dan menerima takdir Allah.

“Sebagai seorang mukmin, harus benar-benar beriman dan percaya bahwa tidak ada sesuatu yang terjadi kecuali ada kebaikan di dalamnya,” kata dia.

Syekh Abdullah juga menyebut doa merupakan senjata orang mukmin. Setiap doa yang dipanjatkan (selain untuk dosa atau memutuskan silaturahim) akan Allah terima dalam tiga bentuk: dikabulkan langsung di dunia, disimpan sebagai balasan yang lebih besar di akhirat, atau dijauhkan dari musibah dan bala.

“Penting untuk berdoa dengan keyakinan 100% bahwa doa akan diterima oleh Allah, dan jangan berdoa dengan lalai atau tanpa keyakinan,” ucap dia.

BACA JUGA: HUT RI ke-80, PLN Hadirkan Masjid Bersih dan Terang untuk Warga Cipanas

Ia pun berpesan kepada jemaah, ketika menghadapi musibah atau bala, kesabaran adalah hal yang menguatkan orang mukmin agar tidak mudah menyerah menghadapi kehidupan.

“Tingkatan yang lebih tinggi adalah rida (menerima dengan lapang dada) dan bahkan mensyukuri musibah yang didapat,” tutup dia.

Makin Tahu Indonesia

Exit mobile version