CIANJURUPDATE.COM – Suasana di Bomero Citywalk, Selasa (11/10), sempat memanas ketika aksi mahasiswa dari kelompok Cipayung Cianjur berubah ricuh. Aksi yang awalnya bertujuan membela para pedagang kaki lima (PKL) korban relokasi oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur itu berujung bentrok dengan aparat penegak ketertiban.
Sedikitnya tujuh orang mengalami luka-luka, terdiri dari lima mahasiswa dan dua pedagang. Mereka diduga menjadi korban tindakan represif saat mencoba menghalangi proses penertiban di lokasi.
BACA JUGA: Pedagang Pasar Bomero Gruduk Kantor DPRD Cianjur, Desak Tak Ada Relokasi: Pemda Cacat Hukum
Ketua Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Cianjur, Ridha Nestu Adidarma, menuntut Pemkab Cianjur bertanggung jawab atas kekerasan yang terjadi. Ia menilai pemerintah gagal membuka ruang dialog yang seharusnya menjadi solusi bagi para pedagang kecil.
“Kami sudah berulang kali mencoba berdialog, tapi tidak ada komunikasi yang jelas dari pemerintah daerah. Kami juga sudah mendorong DPRD agar membuka ruang dialog, tapi hasilnya nihil. Justru kami melihat kegagalan Bupati dalam membuka ruang diskusi dengan rakyatnya,” ujar Ridha lantang di tengah kerumunan massa.
Ridha menyebutkan bahwa lima mahasiswa mengalami luka-luka, terdiri dari dua anggota HMI, dua anggota GMNI, dan satu anggota PMII. Ia menegaskan akan melaporkan tindakan represif tersebut ke pihak berwajib.
BACA JUGA: Pedagang Bomero di SP3, Satpol PP Cianjur Bakal Eksekusi 11 November
Sementara itu, Ketua GMNI Cianjur, Agus Rama Tunggara, menilai kebijakan relokasi PKL ke Pasar Induk Cianjur tidak realistis dan justru akan menekan ekonomi pedagang kecil.
“Bandar dan pedagang eceran disatukan di satu tempat, itu keliru! Di daerah lain, pasar dibagi berdasarkan fungsi. Kami mempertanyakan master plan Pemkab: sebenarnya pasar induk itu untuk siapa?” tegas Agus.
Ia juga mengkritik DPRD Cianjur yang dinilai gagal menjalankan fungsi pengawasan karena membiarkan penertiban berlangsung tanpa dasar yang kuat.
BACA JUGA: Pedagang Bomero Tolak Relokasi ke Pasar Induk Cianjur, Desak Pemkab Lebih Bijak
Salah satu pedagang korban kekerasan, Kholik, mengaku mengalami luka cukup serius akibat pemukulan dalam insiden tersebut.
“Di lapangan langsung main pukul. Saya dibawa ke Rumah Sakit Sayang, dijahit lima jahitan, dan sudah visum. Saya akan melapor ke pihak berwajib karena saya hanya pedagang kecil yang mencari keadilan,” ujarnya dengan nada lirih.
Kholik juga berharap agar Bupati Cianjur memberikan perhatian dan bantuan pengobatan** serta memastikan proses hukum terhadap pelaku kekerasan berjalan sesuai aturan.***
Editor: Dadan Suherman
