CIANJURUPDATE.COM – Sudah lima tahun lamanya masyarakat Kampung Patrol, Desa Cimenteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur menanti pembangunan kembali jembatan penghubung yang roboh.
Hingga kini, harapan mereka belum juga terwujud. Padahal, jembatan sepanjang sekitar 20 meter tersebut merupakan akses vital yang menghubungkan Cianjur dan Sukabumi.
Pasca robohnya jembatan yang sebelumnya dibangun oleh pihak perusahaan, warga setempat secara swadaya membangun kembali jembatan darurat berbahan bambu. Namun, lebar jembatan kini hanya sekitar 1 meter, hanya bisa dilalui sepeda motor. Setiap pengguna jalan pun memberikan iuran sukarela setiap tiga bulan sekali untuk perawatan seadanya.
Baca Juga: Pesta Miras Berujung Maut, Lima Nyawa di Cianjur Melayang Akibat Oplosan
Salah satu warga, M. Jamin Asyari (25), mengungkapkan bahwa tidak ada lagi sisa puing jembatan sebelumnya karena telah dibersihkan oleh perusahaan yang dulu membangunnya.
“Awalnya jembatan itu lebarnya 6 meter, bisa dilewati mobil. Sekarang cuma bisa motor, itupun hasil gotong royong warga. Padahal ini jalan kabupaten dan jadi penghubung penting ke Sukabumi,” ujar Jamin, saat di wawancara Cianjur Update pada Selasa (17/6/25).
Ia juga menjelaskan, hampir 90 persen warga Desa Cimenteng menggantungkan kegiatan sehari-hari ke wilayah Gegerbitung, Sukabumi, termasuk untuk kebutuhan kesehatan, pendidikan, hingga ekonomi. Karena itulah, akses jembatan sangat krusial.
Baca Juga: Warga Gasol Meradang, Kepala Desa Tidak Hadir dalam Forum Bahas Dana Desa dan Dugaan BLT Fiktif
“Desa katanya sudah mengajukan ke BPBD, Dinsos, tapi sampai sekarang belum ada realisasi. Bahkan pernah dijanjikan bupati sebelumnya dan menantunya, tapi nihil. Kami sudah jenuh,” keluhnya.
Upaya untuk menyuarakan kebutuhan masyarakat terus dilakukan. Bahkan, Jamin mengaku sempat mencoba meminta bantuan langsung ke Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi saat berkunjung ke Takokak Kemarin senin (16/6).
“Saya bela-belain datang ke Takokak buat ketemu Pak Gubernur, tapi malah diarahkan ke Bupati Wahyu. Sampai sekarang pun tidak ada kelanjutannya,” ungkapnya.
Baca Juga: Transparansi Dana Desa Gasol Dipertanyakan, Forum Warga Jadwalkan Audiensi dengan Kepala Desa
Masyarakat berharap pemerintah segera turun tangan membangun kembali jembatan tersebut secara permanen. Mereka mengaku sudah kelelahan mengandalkan jembatan bambu yang rentan rusak dan tidak aman.
“Kalau nunggu terus dari pemerintah tanpa tindakan, sampai kapan kami harus bertahan begini?” tutup Jamin***
Editor: Indra Arfiandi