CIANJURUPDATE.COM – Kepala dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Sarampad, Yadi Kuswandi, angkat bicara terkait dugaan keracunan dalam program Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang menimpa puluhan siswa SDN Tarunabakti, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur.
Menurutnya, pihak SPPG telah memiliki standar operasional prosedur (SOP) yang ketat untuk setiap proses mulai dari penerimaan bahan baku hingga penyajian makanan.
“Alhamdulillah, kita sudah menerapkan SOP baru dan melakukan pelatihan internal. Semua proses memasak dan pengawasan dilakukan secara higienis. Bahkan guru yang mencicipi makanan sebelum dibagikan juga ikut memastikan keamanannya,” jelas Yadi.
BACA JUGA: Puluhan Murid SD di Cugenang Diduga Keracunan Makanan Program MBG, Muntah-muntah Hingga Sakit Perut
Ia menambahkan, dugaan keracunan belum bisa dipastikan berasal dari MBG, karena beberapa anak yang terdampak sebelumnya sempat mengonsumsi jajanan dari luar sekolah.
“Kalau semua makanan MBG beracun, seharusnya seluruh siswa terkena. Jadi kita masih menelusuri kemungkinan lain, termasuk jajanan di sekitar sekolah,” ujar Yadi.
Pihak SPPG juga sudah berkoordinasi dengan orang tua siswa. Yadi menuturkan, sebagian besar orang tua memahami situasi dan menerima penjelasan pihak penyedia makanan.
BACA JUGA: Keracunan Massal Program MBG Marak, Gubernur Dedi Mulyadi Ancam Ganti Vendor Tak Mampu
“Orang tua juga menyampaikan bahwa kondisi anaknya mungkin sedang kurang sehat, sehingga makanan tertentu tidak cocok. Kami sudah meminta maaf jika ada hal yang kurang berkenan dan siap bertanggung jawab,” ujarnya.
Selain itu, Yadi menegaskan bahwa seluruh bahan baku yang digunakan berkualitas baik dan sesuai standar. Porsi makanan disesuaikan dengan usia anak, misalnya porsi anak TK berbeda dengan anak SD.
“Semua material dicek saat kedatangan. Barang yang tidak layak langsung dikembalikan. Kami berusaha memberikan yang terbaik untuk anak-anak,” jelasnya.
BACA JUGA: Polsek Cugenang Selidiki SPPG Sarampad Usai Puluhan Siswa SD Keracunan
Untuk memastikan keamanan makanan, SPPG juga menyimpan sampel setiap produksi hingga 24 jam untuk evaluasi. Evaluasi rutin dilakukan setiap hari, termasuk perubahan menu jika ada anak yang tidak menyukai makanan tertentu.
“Kita memiliki sistem rekam evaluasi harian agar kualitas makanan selalu terjaga dan anak-anak tetap menerima nutrisi yang tepat,” pungkasnya.
Melalui langkah-langkah tersebut, SPPG Sarampad menegaskan komitmennya untuk tetap menyediakan makanan bergizi yang aman bagi anak-anak sekolah, sekaligus menjadi pembelajaran untuk lebih berhati-hati ke depannya.***
Editor: Dadan Suherman