CIANJURUPDATE.COM – Pendistribusian program Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, menuai keluhan, salah satu wali murid menemukan paket makanan tidak layak konsumsi.
Menanggapi hal tersebut, pihak penyedia layanan atau Satuan Pelayanan Gizi (SPPG) mengakui adanya kelalaian dan menyatakan siap bertanggung jawab.
Kasus ini bermula saat pembagian paket MBG di salah satu Sekolah Dasar (SD) di Desa Mangunkerta, Rabu (24/12/2025). Paket yang didistribusikan pada pukul 08.00 WIB tersebut berisi roti (bolu), susu kemasan, dan buah-buahan.
Baca Juga: SPPG Cikalongkulon Beri Klarifikasi Soal Viral Menu Ikan Teri dan Lalapan pada Program MBG
Salah satu wali murid yang meminta identitasnya dirahasiakan, mengungkapkan kekecewaannya setelah mendapati bolu yang diterima anaknya dalam kondisi berjamur dan buah jeruk yang membusuk. Ia bahkan sempat mengonsumsi roti tersebut karena mengira bercak jamur sebagai isian cokelat.
“Dimakan oleh saya, ternyata rasanya basi. Langsung dimuntahkan lagi. Dikira cokelat, setelah diteliti ternyata berjamur. Terlihat jelas itu jamur,” ujarnya saat memberikan keterangan.
Selain bolu, ia juga menyebutkan kondisi buah jeruk yang diterima dalam keadaan rusak, “Apelnya bagus, tapi jeruknya busuk.” ucapnya.
Klarifikasi Pihak Penyedia (SPPG)
Dikonfirmasi secara terpisah, Kepala SPPG Desa Cijedil, Irdhan, membenarkan adanya laporan tersebut. Ia meminta maaf atas insiden yang terjadi dan mengakui adanya kendala dalam kontrol kualitas (Quality Control), terutama mengingat sifat makanan yang didistribusikan.
Baca Juga: Viral Menu MBG Diprotes Wali Murid, SPPG Kubang Jelaskan Anggaran Rp8.000 dan Subsidi Silang
Irdhan menjelaskan bahwa kerusakan pada roti (bolu) disebabkan oleh faktor suhu dan karakteristik kue basah, meskipun ia mengklaim barang tersebut diambil dari UMKM dalam kondisi baru (fresh).
“Minta maaf karena ada kesalahan juga ya. Karena dari bolu, itu karena makanan basah, terus perubahan suhunya juga cepet. Ternyata ada riskan perubahan suhu,” jelas Irdan, Rabu (24/12/2025).
Sementara terkait temuan jeruk busuk, Irdhan menduga kerusakan terjadi akibat benturan fisik atau gesekan saat proses distribusi berlangsung, padahal pihaknya mengklaim telah melakukan penyortiran.
Distribusi Dirapel Satu Minggu
Irdhan juga menjelaskan bahwa distribusi pada hari tersebut dilakukan dengan skema perangkapan jatah (rapel) untuk kebutuhan satu minggu (6 hari) sekaligus. Kebijakan ini diambil karena sekolah akan segera memasuki masa libur.
“Kebetulan untuk hari ini kita langsung satu minggu. Karena rata-rata sekolah udah pada libur. Jadi kita udah konfirmasi juga ke sekolah, ya sudah langsung satu mingguin,” terangnya.
Sebagai bentuk pertanggungjawaban, pihak SPPG menegaskan komitmennya untuk mengganti paket makanan yang rusak dengan yang baru bagi para siswa yang terdampak.
“Kita juga bakal konfirmasi untuk mengganti yang baru ke sekolah-sekolahnya. Kami juga akan mengevaluasi bahan baku agar kejadian serupa tidak terulang,” pungkasnya.***
