CIANJURUPDATE.COM – Di sebuah sudut Desa Sabandar, Karangtengah Cianjur, rapuhnya kehidupan seorang kakak beradik cukup menyalakan getir hati Ketua DPRD Cianjur, Metty Triantika.
Empat anggota keluarga, Asep Saepuloh (38), Rizki Nurpalah (33), Ai Yulianti (40), dan anak Ai, Resa Armelia (20) diketahui harus berjuang sendiri melawan gangguan jiwa dalam keterbatasan ekonomi yang menyesakkan.
Kehadiran Metty meskipun bukan daerah pemilihannya (dapil) langsung menemui keluarga malang itu di Kampung Sabandar Kidul, RT 02/RW 03 Desa Sabandar, Kecamatan Karangtengah Kabupaten Cianjur, Selasa (9/9/2025) sebagai bentuk peduli dan empati Ketua DPRD Cianjur dari pantai Golkar.
BACA JUGA: Ketua DPRD Cianjur Metty Triantika Hadiri Doa Bersama, Apresiasi Sikap Solidaritas Ojol
Metty meninjau hingga membantu pengurusan administrasi kependudukan yang sempat hilang, hingga perlindungan BPJS dengan harapan keluarga ini dapat mengakses layanan kesehatan secara layak.
“Kartu keluarga sudah jadi, tinggal KTP dalam proses agar BPJS bisa segera digunakan,” ujar Metty yang juga Bendahara Umum DPD Partai Golkar Jabar ini penuh empati.
Lebih jauh, Metty akan segera mengirim bantuan medis, pelayanan psikiater, aktivitas relaksasi seperti menganyam, hingga pemantauan rutin agar kondisi mental mereka tak terus merosot. “Kami khawatir jika dibiarkan, keadaan akan semakin memburuk,” tuturnya.
BACA JUGA: Ketua DPRD Metty Triantika Dorong Peternakan Jadi Pilar Ketahanan Pangan Cianjur
Reaksi keluarga pun sarat haru. “Saya sangat senang dan bersyukur, alhamdulillah sangat terbantu, ada sembako dari Bu Dewan. Kalau ada kekurangan kata beliau tinggal bilang saja,” ungkap Rendi (30), mewakili keluarga.
Sementara itu, Dede (34), anak ketiga dari enam bersaudara, menyampaikan kesedihannya yang dalam atas kondisi adik-adik dan keponakannya. Ia berharap bantuan psikiater bisa segera terwujud. Selama ini, keterbatasan ekonomi membuat impian tersebut sulit digapai.
Ia menceritakan selama beberapa tahun, BPJS dan administrasi keluarga ini tak rampung, dan penghasilan Dede sebagai sales serta Rendi sebagai buruh serabutan nyaris tak mencukupi untuk kebutuhan dasar sehari-hari.
Sebelumnya, keluarga ini bertahan hidup di rumah berukuran sekitar 3 × 4 meter. Mereka hanya mengandalkan bantuan warga sekitar, sementara empat anggota yang sakit tak bisa bekerja. Warga menggambarkan bagaimana mereka tampak diam di depan rumah atau pulang membawa sayur busuk dari pasar.
Menurut Ketua DPRD Cianjur perempuan pertama ini, Dinas Kesehatan sebenarnya sudah melakukan progres. Puskesmas Karangtengah telah memeriksa dan memberikan obat serta pendampingan psikososial.
“Ada progres terkait kondisi mental mereka sehingga mulai lebih tenang, lebih terbuka berinteraksi, dan tak lagi mengurung diri secara ekstrem,” ujar Metty.
Tiga dari empat kini tercatat sebagai peserta JKN, dan observasi pasien terus dilakukan untuk menentukan apakah diperlukan perawatan lebih intensif di rumah sakit jiwa.
Berita ini mengingatkan publik dan siapapun yang mempunyai tugas mengurus ternyata masih ada jiwa-jiwa yang dilupakan di sekitar. Ketua DPRD Cianjur, Metty Triantika, tampil bukan sebagai politisi semata, melainkan sebagai pelindung bagi mereka yang paling rentan.
Di setiap langkah, keberpihakan, empati, dan aksi nyata akan menjadi jawaban paling tegas terhadap setiap keterpinggiran rakyat yang terlalu lama berlangsung.***