CIANJURToday – Pernyataan seorang guru agama dalam sebuah grup whatsapp yang menyebutkan pernikahan LGBT sah secara agama menjadi viral di jejaring whatsapp.
Hal ini bermula dari postingan seorang siswa yang menampilkan screenshot percakapan grup whatsapp antara siswa dan guru. Dalam screenshot tersebut seorang guru agama yang diketahui mengajar di SMPN 1 Pacet menyatakan pernikahan LGBT sah secara agama apabila memenuhi rukun nikah.
“LGBT jika sesuai rukun nikahnya maka sah secara agama, orang yang tidak menghargai LGBT sama dengan menghina ciptaan Allah,” kutipan dari screenshot tersebut.
Tak pelak, hal ini menimbulkan kontroversi dan kegaduhan. Ramai orang yang membagikan postingan ini di kontak whatsapp masing-masing.
Wakil Kepala Sekolah SMPN 1 Pacet, Rani Karniawati menyanggah bahwa pernyataan yang tengah viral tersebut bukan berasal dari guru agama yang mengajar di sekolahnya.
“Setahu saya, tidak mungkin guru tersebut berkata seperti itu. Karena orang yang bersangkutan malah anti terhadap LGBT. Perlu ditelusuri dulu siapa yang menyebarkan percakapan itu, apakah benar siswa atau alumni dari sini,” katanya.
Sementara itu, HM, Guru agama yang diduga membuat pernyataan kontroversial tersebut mengakui bahwa kutipan dalam screenshot tersebut adalah tulisannya.
Dirinya mengatakan bahwa pernyataan terkait LGBT yang kadung menyebar itu tidak ditampilkan secara utuh.
“Itu pernyataan yang tidak sesungguhnya. Artinya hanya intermezzo karena ada lanjutannya. LGBT yang dimaksud bukan Lesbian, Gay Biseksual dan Transgender itu,” ujarnya kepada Cianjurtoday.com
HM menerangkan LGBT yang ia maksud adalah pelesetan dari sebuah meme di media sosial yang menampilkan gambar seorang pria berkulit gelap menikah dengan wanita yang berkulit putih, terdapat keterangan dalam gambar bertuliskan ‘Laki Gelap Bini Terang’.
“Jadi yang sesungguhnya itu sesuai dengan foto meme ini, LGBT Laki-laki gelap bini terang. Sudah banyak yang tahu meme ini,” terang HM.
Dirinya telah menjelaskan secara rinci maksud dari pernyataan tersebut baik di grup whatsapp maupun saat mengajar di kelas.
“Memang saya jelaskan kembali, kalau tidak saya jelaskan itu salah. Tapi saya berikan penjelasan, makanya yang nge-share itu kan sepotong,” tambahnya.
Dirinya menyayangkan ada pihak yang memotong dan menyebarkan pernyataannya tersebut sehingga menimbulkan keresahan.
“saya tidak mempublikasikan karena memang ini rawan, makanya ini hanya konsumsi di internal sekolah. kalau saya tahu ada informasi seperti itu, siapa yang menyebarkan?, dan ini sudah lama, sudah satu bulan yang lalu tapi kok baru rame sekarang-sekarang?,” pungkasnya. (arm)