CIANJURUPDATE.COM – Direktur RSUD Sayang Cianjur, dr Irvan Nur Fauzy, memberikan tanggapan terkait kritik warga yang menyebut pelayanan rumah sakit itu buruk.
dr Irvan menjelaskan bahwa RSUD Sayang Cianjur telah mengadopsi program pendaftaran online melalui aplikasi Mobile JKN, sebuah inisiatif yang didukung oleh BPJS Kesehatan.
Program ini dirancang untuk meningkatkan kualitas pelayanan di rumah sakit melalui penerapan teknologi digital yang lebih efisien.
Menurut dr Irvan, aplikasi Mobile JKN memungkinkan pasien mendapatkan estimasi waktu pelayanan yang lebih akurat.
Hal ini membantu pasien datang tepat waktu sesuai jadwal yang ditentukan, sehingga dapat mengurangi waktu tunggu di poliklinik.
BACA JUGA: Pelayanan Dinilai Buruk, RSUD Sayang Cianjur Dikritik Warga
Selain itu, RSUD Sayang Cianjur juga memberlakukan pembatasan kuota pasien per hari untuk menghindari penumpukan dan memastikan kualitas pemeriksaan tetap optimal.
“Memang ada tantangan yang muncul saat pertama kali menerapkan teknologi baru, termasuk perubahan kebiasaan dan kejutan budaya. Namun, digitalisasi adalah suatu keharusan yang harus diadaptasi oleh semua pihak,” kata dr Irvan.
Selain itu, dalam upaya menjaga kebersihan fasilitas, RSUD Sayang Cianjur telah menyiapkan tim cleaning service yang secara rutin melakukan pembersihan dan pengecekan fasilitas, termasuk WC, untuk memastikan lingkungan yang bersih dan nyaman bagi para pengunjung.
Sebelumnya diberitakan, RSUD Sayang Cianjur mendapat sorotan tajam dari masyarakat terkait pelayanan yang dianggap buruk dan mengecewakan.
Kritik ini muncul dari warga setempat yang merasa pelayanan di RSUD Sayang Cianjur semakin buruk dan mengecewakan.
BACA JUGA: RSUD Cimacan Sabet Juara Pertama Lomba Inovasi Kabupaten Cianjur
Rafael (18), warga Kecamatan Warungkondang, Cianjur, mengungkapkan keluhannya mengenai pelayanan di RSUD Sayang.
Rafael, yang mengantar neneknya ke Poli Dalam, merasa frustrasi dengan berbagai kendala yang dihadapinya.
“Proses pendaftaran antrian yang harus dilakukan secara online sangat menyulitkan bagi orang tua. Belum lagi kondisi kamar mandi yang kotor dan bau tidak sedap, membuat pengalaman ini sangat tidak nyaman,” ujarnya pada Sabtu (17/08/2024).
Rafael juga menyoroti sistem kuota untuk pendaftaran poli klinik yang dinilai tidak efisien.
“Sistem kuota yang diberlakukan, ditambah dengan kewajiban pendaftaran online, semakin mempersulit warga yang membutuhkan layanan kesehatan. Hal ini jelas merugikan,” tambahnya.
BACA JUGA: RSUD Cimacan Lolos Sebagai Finalis Lomba Poster Inovasi Nasional
Menurut Rafael, meskipun rumah sakit ini dipimpin oleh direktur baru yang memiliki latar belakang mumpuni dari Dinas Kesehatan, pelayanan di RSUD Sayang tidak menunjukkan perbaikan.
“Direktur baru seharusnya dapat membawa perubahan positif, tetapi sayangnya, pelayanannya malah semakin buruk,” imbuhnya.
-
Warga Gasol Meradang, Kepala Desa Tidak Hadir dalam Forum Bahas Dana Desa dan Dugaan BLT Fiktif -
Transparansi Dana Desa Gasol Dipertanyakan, Forum Warga Jadwalkan Audiensi dengan Kepala Desa -
Sah! Bupati Cianjur Perpanjang Masa Jabatan BPD Jadi 8 Tahun -
Kebakaran Hebat Landa Cianjur, Dipicu Permainan Masak-masakan Anak -
Patok Lahan Rampung, PT SEU Dirikan Pagar Pembatas, PT HPI Protes: Ganggu Fasum dan Investasi -
Jemaah Haji Cianjur Wafat di Makkah, PPIH Imbau Jemaah Jaga Kesehatan di Tengah Cuaca Ekstrem -
335 Kilometer Jalan Rusak di Cianjur Jadi Target Perbaikan Lima Tahun ke Depan -
Derita Aleena, Bocah 3 Tahun di Cianjur Berjuang Melawan Stunting dengan Berat Badan Hanya 5,9 Kg -
Jelang MTQH XXXIX Provinsi Jabar, LPTQ Cianjur Lakukan Pembinaan Intensif -
Diduga Tak Gunakan APD, Seorang Pekerja Kontruksi Pabrik Meninggal Usai Terjatuh Saat Pasang Atap di Sukamaju