CIANJURUPDATE.COM – Insiden mengkhawatirkan terjadi di Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, di mana puluhan siswa dari SDN Salakawung dan SMP Budi Luhur diduga mengalami keracunan massal.
Peristiwa ini terjadi setelah mereka menyantap hidangan dari program Makan Bergizi Gratis (MBG) pada Kamis, 11 September 2025.
Para siswa yang menunjukkan gejala kini telah dievakuasi dan dirawat secara intensif di Puskesmas Cugenang.
Baca Juga: Polres Cianjur Ungkap 40 Kasus Narkotika dan Obat Terlarang, 53 Tersangka Diringkus
Salah seorang siswa SMP Budi Luhur, MR (13), menuturkan kronologi kejadian setelah ia dan teman-temannya mengonsumsi menu MBG yang disediakan oleh satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) setempat. Gejala seperti pusing dan mual mulai dirasakan tidak lama setelah makan.
“Menunya nasi goreng, tahu goreng, telur mata sapi, tiga butir lengkeng, dan satu bungkus susu mineral. Sehabis makan mereka pusing terus muntah,” katanya saat ditemui di puskesmas.
Keterangan serupa datang dari Maharani, seorang guru di SMP Budi Luhur. Ia mengonfirmasi bahwa belasan anak didiknya menjadi korban dan harus dilarikan ke fasilitas kesehatan terdekat. Menurutnya, jumlah korban kemungkinan lebih besar karena insiden ini juga menimpa siswa dari sekolah dasar tetangga.
Baca Juga: 259 PPPK Cianjur Resmi Dilantik, Bupati Siapkan 7.000 Formasi Paruh Waktu Berikutnya
“Kalau anak didik saya ada 15 orang. Kalau siswa SDN Salakawaung jumlahnya tidak tahu persis. Ada sekitar puluhan,” kata Maharani.
Lebih lanjut, Maharani mengungkapkan adanya kejanggalan pada menu MBG yang diterima pihak sekolah hari itu. Kecurigaan tidak hanya tertuju pada kualitas makanan, tetapi juga pada wadah yang digunakan.
“Selain dugaan makanan basi, tempat makan berbahan stainless yang digunakan siswa berbau aneh dan amis,” pungkasnya.
Sementara itu, Kepala Puskesmas Cugenang, Alit Sulastri, memastikan bahwa seluruh korban telah mendapatkan penanganan medis yang diperlukan. Tim tenaga kesehatan bergerak cepat untuk menstabilkan kondisi para siswa.
“Semua korban kini sudah ditangani. Ada tiga anak yang diinfus dan dua masih dalam observasi. Kondisi mereka berangsur stabil, namun tetap kami pantau secara intensif,” kata Alit.