Pemeriksaan Inspektorat di Cianjur Berujung Ricuh, Sopir Ambulans dan Aktivis Warga Dikeroyok

CIANJURUPDATE.COM — Dua insiden pengeroyokan mewarnai Desa Wangunjaya, Kecamatan Cugenang, Kabupaten Cianjur, pada Senin (25/08/2025). Peristiwa yang melibatkan seorang sopir ambulans dan seorang aktivis warga ini diduga dipicu oleh ketegangan selama pemeriksaan oleh Inspektorat Daerah (Itda) terkait pengelolaan dana desa.

Kapolsek Cugenang, Kompol Usep Nurdin, membenarkan adanya dua peristiwa tersebut. Ia menjelaskan bahwa pemicunya adalah pemeriksaan yang sedang Itda lakukan terhadap kinerja pemerintahan desa terkait anggaran tahun 2021-2024, termasuk program Pendaftaran Tanah Sistematis Lengkap (PTSL) dan Dana Desa (DD).

Menurut keterangan Bena, sopir ambulans, kepada polisi, selama proses pemeriksaan muncul tuduhan bahwa ia meminta uang sebesar Rp500 ribu kepada warga sakit untuk jasa ambulans. Setelah membantah tuduhan itu, Bena mencari Ruslan untuk meminta klarifikasi. Namun, di tengah jalan ia bertemu Ruslan bersama Baron, Harun, dan Broto.

BACA JUGA: Polisi Jadi Korban Pengeroyokan Anggota PSHT di Jember, Ketua Pesilat Dukung Penegakan Hukum

“Ketika Bena mempertanyakan siapa yang menyebarkan isu tersebut, Harun langsung memukulnya. Hal ini memicu perkelahian yang kemudian dibubarkan oleh petugas Kepolisian yang berada di lokasi,” ujar Kapolsek Cugenang, Kompol Usep Nurdin, pada Selasa (26/08/2025).

Insiden kedua menimpa Ketua Forum Masyarakat Bersuara, Rusdi. Menurut keterangannya, ketegangan meningkat karena pemeriksaan Itda ini diduga dipicu oleh aduan kebocoran data PTSL 2018. Saat pemeriksaan berlangsung, sekelompok orang yang pro kepala desa mendatanginya.

Kapolsek menambahkan, saat Rusdi sedang berkumpul bersama Baron dan Harun, seorang pria bernama Temo datang bersama 15 hingga 20 orang lainnya untuk membawanya paksa.

BACA JUGA: Polisi Bekuk 5 Pelaku Pembunuhan Berencana dan Pengeroyokan di Warungkondang

“Rusdi diseret dan dibenturkan ke tembok, lalu Temo dan teman-temannya mengeroyoknya, termasuk Baron dan Harun. Ketiganya berhasil melarikan diri,” ucap Kompol Usep Nurdin.

Akibat pengeroyokan tersebut, Rusdi, Baron, dan Harun menderita luka memar di wajah. Mereka kemudian menempuh jalur hukum dengan melaporkan Temo atas tuduhan pengeroyokan, ujaran kebencian, dan pengancaman melalui pesan WhatsApp.

Untuk mencegah bentrokan lebih lanjut, personel Polsek Cugenang bersama Koramil Cugenang kini memantau lokasi dan membubarkan kerumunan warga. Informasi mengenai pengeroyokan ini telah menyebar dan memicu rencana aksi massa dari warga untuk membela Rusdi.

BACA JUGA: Makam yang Dibongkar di Sukaresmi Ternyata Korban Pengeroyokan, Satu Pelaku Ditangkap

“Atas kejadian tersebut, empat orang, yakni Rusdi, Baron, Harun, dan Broto, telah diamankan di Polsek Cugenang,” tutup Kapolsek.

Editor: Afsal Muhammad

Exit mobile version