CIANJURUPDATE.COM – Kawasan konservasi Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) selama libur panjang kali ini, bak’ kemacetan kendaraan yang lazim ditemui di jalan raya. Antrean panjang tampak di jalur-jalur pendakian Gunung Gede.
Pemandangan barisan pendaki yang mengular, baik yang hendak mencapai puncak maupun yang tengah turun gunung, terekam dalam berbagai video yang viral di media sosial, salah satunya di jalur pendakian via Gunung Putri.
Kepadatan pendaki memaksa mereka untuk bersabar menunggu giliran melintasi jalur yang sempit. Tak sedikit pendaki yang terlihat kelelahan dan memilih duduk di tengah jalur, menanti antrean bergerak, sembari menanggung beban perlengkapan pendakian di punggung mereka.
BACA JUGA: Pendakian Gunung Gede Pangrango Kembali Ditutup Hingga 21 April 2025 Akibat Aktivitas Seismik
Humas Balai Besar TNGGP, Agus Deni mengonfirmasi adanya kepadatan signifikan di jalur pendakian. Ia menjelaskan bahwa lonjakan jumlah pendaki ini merupakan imbas dari penutupan jalur pendakian dalam waktu yang cukup lama akibat aktivitas vulkanik sebelumnya.
“Sebelumnya kan pendakian tutup cukup lama karena adanya aktivitas vulkanik. Sehingga banyak yang mendaki di momen libur panjang kali ini,” ujarnya pada Selasa 12 Mei 2025.
Lebih lanjut, Agus Deni mengungkapkan bahwa kuota harian pendaki dari tiga pintu masuk utama TNGGP mencapai 600 orang.
BACA JUGA: Pendakian Gunung Gede Pangrango Ditutup hingga 21 April 2025, Refund Tiket Dibuka
“Jadi kuota pendaki itu benar-benar penuh, sehingga terjadi penumpukan di jalur pendakian,” jelasnya.
Kondisi ini menunjukkan tingginya minat masyarakat untuk melakukan pendakian, terutama setelah pembatasan aktivitas sebelumnya.
Meskipun terjadi kepadatan, pihak TNGGP tetap mengimbau para pendaki untuk mengutamakan keselamatan.
“Ya selalu hati-hati dan tetap menjadi cerdas peduli diri, peduli kawan dan peduli alam. Sampai saat ini tidak ada laporan kecelakaan pendakian, dan kami harap tidak ada dengan pendaki yang cerdas dimana mengikuti setiap aturan pendakian,” pungkasnya.***
Editor: Dadan Suherman