Berita

Garis Kabupaten Cianjur Bersama Mabes Polri Komitmen Dukung Pilpres 2019 Aman

×

Garis Kabupaten Cianjur Bersama Mabes Polri Komitmen Dukung Pilpres 2019 Aman

Sebarkan artikel ini

CIANJURToday – Gerakan Reformis Islam (Garis) menyuarakan deklarasi anti paham radikalisme, dan terorisme di Ponpes Nurul Hidayah, Kampung Palalangon, Desa Sindangraja, Kecamatan Ciranjang Minggu (02/08/2018). Selain itu, di hadapan tim Keamanan Negara (Kamneg) Baintelkam Mabes Polri, Garis juga menyampaikan bahwa pihaknya mendukung Pileg dan Pilpres 2019 aman sentosa bersih dari isu SARA.

Pimpinan Garis Kabupaten Cianjur, H Chep Hernawan menuturkan, selama ini ada oknum yang mendalangi dan mempeta konflikan pihaknya. Garis, kata dia diidentikan dengan gerbong radikal, bahkan hingga disebut sarang teroris.

“Oleh karena itu pada momentum ini, kami mengumpulkan aktivis, ulama berjanji di hadapan perwakilan dari Mabes Polri agar mempersatukan visi misi untuk tidak memecah belah bangsa. Kami dukung Pilpres Pileg aman, tanpa fitnah, serta ujaran kebencian,” ujarnya kepada Cianjurtoday.com

Lewat kesatuan dan persatuan, kata dia, keutuhan NKRI bakal terjaga. Kemudian, umat pun tidak akan terpecah belah dan saling bermusuhan satu sama lain.

“Kami siap menolak segala sesuatu hal yang condong, serta mengarah untuk memicu memecah belah bangsa. Termasuk salah satunya menghalau informasi-informasi hoaks yang sumbernya tidak jelas,” jelas Chep.

Chep mengatakan, keseriusan pihaknya menyikapi deklarasi yang baru saja diikrarkan akan ditunjukan melalui serangkaian langkah ke depan. Garis bakal mensosialisasikan gerakan menolak paham radikal dan terorisme kepada pesantren-pesantren binaannya.

“Ponpes yang kami bina, tentunya akan kami berikan arahan sesuai materi yang diberikan oleh Kamneg Baintelkam Mabes Polri,” terangnya.

Dirkamneg Baintelkam Mabes Polri, Brigjen Pol Djoko Mulyono, yang mengutus AKBP Syuhaimi sebagai wakil menjelaskan, kegiatan ini merupakan serangkaian tugasnya untuk menjaga keamanan negara. Keutuhan NKRI, menurutnya, terancam oleh paham-paham menyesatkan yang disebarluaskan melalui media sosial (medsos).

“Informasi hoaks, fitnah, dan paham sesat itu kenyataannya hari ini mengancan keutuhan NKRI. Maka dari itu di sini adalah tugas kami untuk mengantisipasi dan menanganinya,” paparnya.

Lembaga pendidikan tidak terkecuali pesantren, menurut Syuhaimi, adalah sasaran berkembang biaknya paham radikalisme dan informasi hoaks. Selain itu, organisasi-organisasi pun serupa dijadikan sasaran empuk bagi oknum yang hendak memecah belah kesatuan.

“Tujuan kita memberikan suatu pembelajaran dan wawasan kebangsaan, dengan harapan menjaga situasi dan keamanan. Hal ini juga merupakan modal besar supaya agenda nasional untuk 2019 pemilihan Pileg dan Pilpres bisa kondusif demi keutuhan NKRI. Inilah tugas kita untuk menetralisir, berita fitnah alias hoaks,” pungkasnya.(riz)

Tinggalkan Balasan