Tanah Cibuntu-Sukaresmi Ambrol, Ratusan Jiwa Terancam Longsoran, Satu Rumah Rusak Berat
CIANJURUPDATE.COM – Tanah longsor kembali terjadi di Kampung Cibuntu RT 01/01, Desa Cibanteng, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, selama kurun waktu dua tahun terakhir dan makin mengkhawatirkan keselamatan warga.
Hingga November 2025 saja, pergeseran tanah terus meluas. Bahkan menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur dan permukiman di area sekitar.
Kondisi ini diperburuk oleh hujan deras yang terus mengguyur, sementara warga menilai respons penanganan dari pihak berwenang di tingkat atas belum menunjukkan langkah mitigasi yang sigap dan signifikan untuk mencegah potensi longsor besar.
BACA JUGA: Tutupi Jalan, Longsor Setinggi 15 Meter Lumpuhkan Akses Dua Kecamatan di Cianjur
Fenomena alam ini telah menyebabkan keretakan permukaan tanah yang masif. Data lapangan menunjukkan satu unit rumah telah ambruk hingga sedalam empat meter, dan badan jalan desa mengalami longsor sejauh enam meter.
Luas lahan terdampak diperkirakan mencapai lebih dari 30 hektare, yang mayoritas adalah sawah produktif.
Warga setempat, Aceng Sobur, mengungkapkan bahwa meskipun pergerakan tanah sudah muncul sejak dua tahun lalu, intensitasnya meningkat tajam sejak Oktober 2025.
BACA JUGA: Akses Jalan Mekarjaya Cianjur Sudah Bisa Dilalui Kendaraan Pasca Diterjang Tanah Longsor
“Keretakan awal muncul di sawah. Sekarang tanah terus bergerak setiap hari. Satu rumah sudah ambruk dan tebing jalan turun beberapa meter. Warga sangat khawatir, apalagi hujan turun setiap hari,” ujar dia pada Jumat 21 November 2025.
Kecemasan ini sangat beralasan, mengingat ada 97 Kepala Keluarga (KK) atau 72 rumah yang berada tepat di zona rawan. Aceng Sobur mendesak pemerintah untuk segera mengambil tindakan nyata.
“Jangan sampai longsor besar terjadi dulu baru dicarikan solusi. Kami menunggu tindakan nyata dari pihak pemerintahan,” kata dia.
BACA JUGA: Hujan Deras Picu Longsor di Cugenang, Satu Rumah Terkubur
Kepala Dusun 01, Jaelani, mengonfirmasi data kerugian lahan yang signifikan.
“Awalnya retakan kecil di pinggir jalan. Setiap hari makin besar. Sekarang sawah sudah tidak bisa digarap lagi. Tanahnya hancur,” katanya.
Ia mengakui bahwa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan Taruna Siaga Bencana (Tagana) telah melakukan peninjauan lokasi. Namun, hingga kini, belum ada keputusan resmi yang diterbitkan mengenai status kelayakan huni kawasan tersebut.
BACA JUGA: Longsor Tutup Ruas Jalan Desa Mekarjaya Cianjur, Akses Warga Lumpuh Total
“Keputusannya belum ada. Apakah pemukiman atau tanah ini masih bisa dihuni atau tidak, kami belum tahu. Warga siap direlokasi kalau memang harus pindah,” tegas Jaelani.
Meskipun BPBD telah menyalurkan bantuan logistik untuk beberapa rumah yang terdampak, “warga berharap peninjauan lapangan yang lebih komprehensif dapat segera dilakukan, dan bantuan diperluas kata dia.
Sementara itu, Kepala Desa Cibanteng, Muryani membenarkan kejadian tersebut. Ia menjelaskan, kejadiannya bermula pada 27 oktober 2025, namun pada saat itu tidak terlalu parah.
BACA JUGA: Akses Vital Cianjur Terputus, Longsor Tebing 100 Meter Tutup Jalan Penghubung Desa di Cibinong
“Kejadian ini 27 Oktober kemarin, pada saat itu tidak terlalu parah namun saat ini pergeserannya semakin parah,” kata dia.
Ia menerangkan, tercatat dari kejadian ini ada satu rumah yang rusak parah, satu rumah terdampak dan 92 rumah terancam.
“Jadi total 94 KK jumlah bangunan rumah 76, ada tiga KK yang saat ini sudah di ungsikan karena rumahnya ancur dan terancam rusah parah,” jelasnya.
Ia menegaskan, pihaknya selaku pemerintah desa, sudah melaporkan kejadian tersebut dan mengajukan bantuan baik ke BPBD, Dinsos, PMI, dinas Tanaman Pangan Hortikultura.
BACA JUGA : Longsor Tebing 10 Meter Lumpuhkan Total Akses Jalan Utama Cianjur-Sindangbarang
“Alhamdulillah bantuan dari BPBD, dari dinsos, dari dinas Tanaman pangan Hortikultura dan PMI sudah kami salurkan ke warga korban pergerakan tanah,” ucapnya.
Namun, ia menambahkan, pihaknya masih menunggu bantuan terkait rumah warga yang ambruk dari pemerintah kabupaten dan menunggu tidak lanjut terkait pergerakan tahan ini.
“Kami sedang menunggu bantuan rumah untuk korban yang rumah nya ambruk. Dan juga kami sedang menunggu tindak lanjut pengecekan dari PVMBG,” tutup dia.
Editor: Dadan Suherman



