CIANJURUPDATE.COM – Gemuruh ombak di Pesisir Pantai Jayanti menjadi saksi bisu tradisi yang terus hidup. Ratusan masyarakat dan nelayan di Kampung Jayanti RT 01/10, Desa Cidamar, Kecamatan Cidaun, Kabupaten Cianjur, kembali menggelar Tradisi Tasyakur Nelayan ke-58 pada Selasa (15/7/2025).
Prosesi Larung Sesaji menjadi puncak acara, sebuah upacara adat yang sarat makna sebagai wujud syukur kepada Tuhan atas limpahan rezeki, keselamatan, dan hasil laut yang melimpah sepanjang tahun.
Para nelayan menyiapkan sesaji yang terdiri dari hasil bumi, aneka makanan, hingga perlengkapan tradisional. Sesaji ini kemudian diarak menuju perahu-perahu yang telah dihias, sebelum akhirnya dihanyutkan ke tengah samudra. Ritual ini menjadi simbol persembahan kembali kepada alam serta bentuk penghormatan mendalam kepada para leluhur yang telah mewariskan kearifan lokal dalam menjaga laut.
Baca Juga: Unsur Resmi Lepas 745 Mahasiswa ke 45 Desa, Jalani Kuliah Kerja Nyata
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Cianjur, Ayi Reza Addairobi, yang hadir mewakili Bupati Cianjur, menegaskan pentingnya acara ini melampaui sekadar perayaan. Menurutnya, tradisi ini adalah momentum krusial untuk mempererat silaturahmi antar nelayan dan masyarakat pesisir dengan semangat gotong royong, kekeluargaan, dan pelestarian budaya.
“Pemerintah Kabupaten Cianjur tidak akan menutup mata terhadap kehidupan masyarakat pesisir. Kami akan hadir, turun langsung, menyapa, dan mencari solusi atas berbagai tantangan yang dihadapi para nelayan,” ujar dia.
Dalam kesempatan tersebut, ia juga menyampaikan lima pesan penting yang menjadi pegangan bagi masyarakat pesisir: memperkuat solidaritas, menjaga laut sebagai investasi masa depan, mendorong nilai tambah hasil laut, mengembangkan potensi wisata budaya, serta meningkatkan sinergi antara masyarakat dan pemerintah.
Baca Juga: Kebakaran di Pacet Cianjur Hanguskan 3 Kontrakan, 10 Keluarga Kehilangan Rumah
Secara khusus, Ayi menitipkan pesan kepada generasi penerus di pesisir.
“Cintai kampung halaman, jangan malu jadi anak nelayan. Kalian punya peran penting untuk mewarisi, menjaga, bahkan mengembangkan tradisi seperti hajat laut ini. Gunakan teknologi, pelajari pasar, dan teruslah bergerak maju,” pesannya.
Sementara itu, Heren, salah satu panitia kegiatan, tak bisa menyembunyikan rasa leganya. Ia mengungkapkan rasa syukur atas kelancaran dan keamanan acara yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari.
“Ini merupakan syukuran para nelayan di pesisir Pantai Jayanti. Alhamdulillah acara berjalan sukses,” ucap Heren.
Baca Juga: Detik-Detik Penjambretan Terekam CCTV di Cianjur, Tas Nasabah Bank Raib
Ia menambahkan bahwa tradisi ini memiliki nilai spiritual yang sangat dalam bagi komunitas nelayan. “Kami memanjatkan puji syukur kepada Allah atas segala nikmat dan rezeki dari bahari ini. Kita juga mendoakan teman-teman nelayan yang telah gugur di laut, semoga diterima iman Islamnya,” imbuhnya.
Tradisi Larung Sesaji ini menjadi pengingat akan pentingnya menjaga keseimbangan antara manusia dan alam. Sebuah kearifan yang mengajarkan bahwa apa yang diambil dari laut, harus dikembalikan dengan rasa syukur dan komitmen untuk menjaganya.
Baca Juga: Pemkab Cianjur Perbaiki Jalan Rusak Cimaskara-Pamoyanan, Anggarkan Rp1,95 Miliar Tahun Ini
Harapan besar tersemat agar tradisi ini terus lestari, menjadi warisan abadi yang nilai-nilainya dapat terus dihidupi oleh generasi mendatang.
“Selamat Hajat Syukur Nelayan ke-58 tahun,” tutup Kadisbudpar dalam sambutannya.***
Editor: Indra Arfiandi