CIANJURUPDATE.COM – Seruan mendesak untuk kelanjutan dan optimalisasi penelitian Situs Gunung Padang di Kecamatan Campaka, Kabupaten Cianjur bergema dari Tim Terpadu Riset Mandiri Gunung Padang. Tim ini juga menekankan perlunya upaya pemugaran yang terencana untuk mengungkap lebih dalam misteri peradaban megalitik yang terpendam di situs tersebut. Arkeolog Ali Akbar, seorang anggota tim riset, mengungkapkan bahwa gagasan pemugaran ini pertama kali ia lontarkan dalam sebuah forum diskusi publik yang melibatkan Kementerian Kebudayaan. "Saya menyebutnya studi teknis pemugaran. Waktu itu saya usulkan langsung dalam diskusi dengan menteri. Setelah dipertimbangkan, beliau pun menyetujui pemugaran dilakukan," ujar Ali Akbar melalui sambungan telepon pada Selasa (29/4/2025). Baca Juga: Pentingnya Pengawasan Rutin untuk Wisata Sejarah Gunung Padang Cianjur Lebih lanjut, Ali Akbar menjelaskan urgensi pemugaran ini. Menurutnya, meskipun sebagian struktur situs purbakala masih berdiri kokoh, banyak bagian yang kondisinya tidak teratur dan memerlukan penataan kembali. Tujuan utama dari pemugaran ini, imbuhnya, adalah untuk mempermudah pengkajian bentuk asli situs yang diyakini menyimpan teka-teki peradaban kuno yang luar biasa. Berkaca pada keberhasilan proyek serupa, Ali Akbar mencontohkan pemugaran Candi Borobudur (1973-1983) yang melibatkan kolaborasi dengan para ahli dari mancanegara sebelum akhirnya Indonesia mampu mandiri dalam bidang konservasi. "Saya setuju kalau ada peneliti asing terlibat. Kita bisa belajar teknik pemugaran mereka, seperti saat Borobudur dulu. Saya juga sudah studi banding ke Spanyol, melihat cara mereka merapikan situs megalitik di sana," terangnya. Di sisi lain, Ali Akbar menegaskan bahwa penelitian Situs Gunung Padang hingga saat ini masih jauh dari tahap akhir. Eksplorasi mendalam, baik secara vertikal maupun horizontal, masih terus berjalan untuk mengungkap potensi penuh situs ini. Baca Juga: Gunung Padang dan Jalur Puncak II Jadi Strategi Baru Pengembangan Wisata Cianjur Data eksplorasi vertikal telah memberikan indikasi kuat adanya temuan-temuan signifikan hingga kedalaman lebih dari 10 meter di bawah permukaan. Sementara itu, penelitian horizontal baru menjangkau sebagian kecil dari keseluruhan area situs yang diperkirakan sangat luas. "Situs Gunung Padang diperkirakan memiliki luas sekitar 29,1 hektar sampai 30 hektar an. Tapi baru sekitar 10 persen yang terlihat. Kita baru buka sisi timur dan sebagian utara, itu pun baru sekitar 300 meter persegi," paparnya, menggambarkan betapa luas dan belum terjamahnya situs ini. Sebagai pengakuan atas nilai sejarah dan budayanya, pemerintah telah menetapkan area Situs Gunung Padang seluas 29,1 hektare sebagai kawasan yang dilindungi, berdasarkan temuan riset dan ekskavasi yang telah dilakukan. Kendati demikian, pembukaan area penelitian masih dilakukan secara terbatas dan berupa pengambilan sampel. "Strukturnya luar biasa besar. Yang kelihatan sekarang ini baru sedikit sekali. Makanya riset harus terus berlanjut," pungkas Ali Akbar.***