Pedagang Pasar Hewan Cikaret Resah Usai Ramai Wacana Munculnya Pasar Sukanagara

Kekhawatiran pedagang makin menjadi ketika tiba-tiba muncul Pasar Hewan Sukanagara, yang dibangun di atas lahan milik pemerintah. Keberadaan pasar baru ini dinilai tidak melalui sosialisasi jelas kepada para pedagang Cikaret.
“Kami tidak tahu pasti apakah ini disengaja atau tidak. Tapi keberadaannya jelas ada, dan berdiri di atas tanah milik pemerintah. Jika dibiarkan, pasar ini akan menarik pemasok dari selatan yang selama ini memasok ke Cikaret. Akibatnya, Pasar Hewan Cikaret bisa sepi pembeli bahkan kolaps,” jelasnya.
BACA JUGA: Pemkab Cianjur Operasi Pasar Murah di Pacet Cipanas Jelang Hari Raya
Menurutnya, sekitar 70 persen pemasok hewan ke Pasar Cikaret berasal dari wilayah selatan. Jika mereka beralih ke Sukanagara, maka pembeli pun berpotensi ikut berpindah. Ini dikhawatirkan akan mematikan kegiatan jual-beli di Pasar Cikaret.
Ujang juga menyoroti ketimpangan pengelolaan pasar selama pandemi COVID-19. Saat itu, Pasar Cikaret ditutup mengikuti aturan pemerintah, namun pasar swasta seperti di Cikalong tetap beroperasi meski berpindah lokasi.
“Kami patuh terhadap aturan, tapi pasar lain yang swasta tetap bisa buka. Ini menimbulkan kesan bahwa pemerintah tidak adil,” tambahnya.
BACA JUGA: Jelang Idul Adha, Harga Cabai di Pasar Cipanas Melonjak, Tembus Rp 85 Ribu Perkilo
Lebih lanjut, ia meminta agar pemerintah tidak hanya menagih retribusi, tetapi juga memberi perhatian nyata kepada pedagang.
“Jangan hanya fokus pada retribusi. Perhatikan juga kebutuhan dan masalah kami. Sikap pemerintah terhadap keberadaan pasar Sukanagara harus jelas. Jangan sampai kami merasa dikesampingkan,” tegasnya.