Memperkuat Ketahanan Pangan Indonesia dengan Pengembangan dan Konsumsi Bahan Lokal
Oleh: Muhammad Syah Jehan, mahasiswa Program Studi Agribisnis di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Jagung merupakan bahan pangan pokok dibeberapa daerah Jawa dan Sulawesi. Produksi tahun 2015 produksi jagung Indonesia 19.612.435,00 ton. Selain sebagai sumber karbohidrat, jagung juga merupakan sumber protein yang penting dalam menu masyarakat di Indonesia. Jagung kaya akan komponen pangan fungsional, termasuk serat pangan yang dibutuhkan tubuh, asam lemak esensial, isoflavon, mineral (Ca, Mg, K, Na, P, Ca dan Fe), antosianin, betakaroten (provitamin A), komposisi asam amino esensial, dan lainnya Pemanfaatan jagung dalam bentuk tepung dapat mensubstitusi terigu sebanyak 20-25% pada produk olahan roti dan mi, 40-50% pada produk olahan cake, 70-80% terhadap cookies dan sejenisnya (Suarni, 2011)
Singkong sering dianggap sebagai pangan kelas bawah (inferior), namun dalam kenyataannya beberapa masyarakat di Indonesia mengkonsumsi singkong sebagai makanan pokok yang dikombinasikan dengan lauk pauk seperti daging, ikan, dan sayur-sayuran sehingga tetap diperoleh gizi seimbang. Singkong diolah menjadi panganan pokok dengan nama yang berbedabeda seperti rasi (Jawa Barat), tiwul (Jawa Tengah dan Jawa Timur).
Singkong merupakan pangan yang kaya nutrisi dan kaya serat. Di dalam 100 gram singkong, terkandung sekitar 150 kalori dan aneka nutrisi berupa 38 – 40 gram Karbohidrat, 1 – 1,2 gram protein, 1 -2 gram Serat, 300 miligram kalium, 20 miligram kalsium, 25 – 30 mikrogram folat, 20 – 30 miligram vitamin C. Singkong juga mengandung zinc, magnesium, selenium, fosfor, vitamin A, vitamin B, dan beragam jenis antioksidan, seperti polifenol dan flavonoid (alodokter.com).