MAN 1 Cianjur Bantah Yoghurt Jadi Penyebab Keracunan, Siswa: Ada Bau Tak Sedap di Hidangan MBG

SPPG Limbangansari Duga Yoghurt Jadi Potensi Penyebab Keracunan
Sebelumnya, pemilik Sentra Pangan Pangan Gizi (SPPG) Limbangansari, Ridwan Abdullah, penyedia makanan bergizi gratis di sekolah tersebut, menyampaikan bahwa pihaknya menerima informasi awal dari Puskesmas Nagrak terkait potensi penyebab keracunan.
Dugaan sementara yang mencuat adalah konsumsi yoghurt yang dibuat oleh siswa kelas 10C MAN 1 Cianjur sebagai bagian dari uji coba pembelajaran.
“Informasi dari Puskesmas Nagrak, hari itu ada uji coba bikin yogurt di kelas 10C, dan yogurt tersebut diminum oleh teman-teman siswa lainnya. Tapi tentu saja ini masih dugaan awal dan perlu dikaji lebih dalam,” ujar Ridwan saat dihubungi.
Kendati demikian, Ridwan menekankan bahwa belum ada kesimpulan resmi mengenai penyebab pasti keracunan tersebut.
Pihaknya menyatakan akan melakukan pengujian laboratorium secara menyeluruh terhadap sampel makanan yang telah didistribusikan. Langkah ini akan dilakukan bekerja sama dengan Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Kabupaten Cianjur.
“Hasil lab bisa menjelaskan penyebab pastinya. Kami tidak langsung menyimpulkan bahwa ini karena yogurt. Makanya, pengecekan harus dilakukan secara faktual dan sesuai dengan standar dari Badan Gizi Nasional (BGN). Kami juga punya sampel makanan yang dibagikan dan akan diuji,” tegasnya.
Lebih lanjut, Ridwan mengungkapkan bahwa pengecekan awal yang dilakukan timnya di dapur SPPG Limbangansari menunjukkan bahwa makanan yang dikonsumsi oleh para staf dapur tidak menimbulkan gejala keracunan. Namun, mengingat kasus ini terpusat di lingkungan MAN 1 Cianjur, investigasi mendalam tetap menjadi prioritas.
“Kami juga akan mengambil klarifikasi dari pihak sekolah, agar benang merah dari masalah ini bisa ditemukan dengan jelas. Selain itu, rumah sakit juga diharapkan dapat memberikan informasi dari sampel muntahan siswa yang diperiksa,” pungkas Ridwan.***
Penulis: Indra Arfiandi , Fauzi. Editor: Indra Arfiandi