Lontong Isi Ayam Menu MBG di Gasol Diduga Basi, Warga: ‘Ada-ada Aja Ngasih yang Begini’
CIANJURUPDATE.COM – Sebuah video berdurasi 19 detik dan foto yang beredar luas melalui pesan WhatsApp, memicu perhatian publik setelah memperlihatkan lontong isi ayam dalam program MBG untuk balita yang diduga dalam kondisi basi.
Dalam video yang direkam dengan logat Sunda khas emak-emak itu, terlihat seseorang membuka lontong terbungkus daun pisang sambil berulang kali menyebut bahwa makanan tersebut “basi”.
“Leueur besti leueur… ieu teh makanan balita. MBG daerah Gasol mah aya-aya wae, masihan nu kieu. Gusti nu Agung… tuh leeur, basi, basi, basi,” ujar perekam video dengan nada kecewa, dikutip Cianjur Update, Rabu 10 Desember 2025.
Menanggapi video tersebut, Kepala Desa Gasol yang sekaligus Pengelola SPPG yang menyalurkan menu MBG, Siti Ucu Holisoh, mengaku bahwa lontong isi ayam yang tampak dalam video memang berasal dari program MBG (Makanan Bergizi) desa setempat. Namun ia menegaskan, makanan tersebut bukan dalam kondisi basi, melainkan kurang matang.
“Menurut kami itu bukan basi, tapi kurang matang. Lontong itu dibeli dari UMKM masyarakat Desa Gasol. Kami bekerja sama dengan UMKM karena mereka sudah terbiasa produksi lontong, donat, dan bolu kukus,” jelas Siti Ucu Holisoh saat ditemui di kediamannya pada Kamis (11/12/25).
BACA JUGA: Satgas MBG Cianjur Investigasi Temuan SPPG, Standar B2SA dan Legalitas Wajib Ada
Ia menambahkan bahwa keputusan mengambil produk dari UMKM lokal juga bagian dari upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat desa. Selain itu, produk UMKM tersebut telah memiliki izin PIRT dan sertifikasi halal.
“Kami ingin mengangkat produk UMKM desa Gasol. Jangan sampai kebutuhan MBG malah belanja ke pasar atau pabrik besar. Produk besar seperti regal atau gandum itu kan milik perusahaan besar. Lebih baik kita dukung produksi warga sendiri,” ujarnya.
Ia juga menyebut bahwa warga sebenarnya sudah mendapatkan sosialisasi melalui kader-kader terkait penggunaan produk lokal. Namun ia mengakui bahwa sebagian warga mungkin belum terbiasa dengan bahan pangan yang berbeda seperti berbasis ubi atau olahan lokal lainnya.
BACA JUGA: Pemkab Cianjur Stop Dapur MBG yang Belum Kantongi Sertifikat Higiene, 56 Tetap Beroperasi
“Warga mungkin belum familiar. Tapi ini juga rekomendasi ahli gizi. Yang buatnya UMKM, tapi kandungannya sudah sesuai. Sebagai warga Gasol, saya melihat manfaatnya sangat besar, baik bagi UMKM maupun penerima manfaat,” tambahnya.
Terkait insiden lontong yang kurang matang, ia menyatakan akan segera melakukan evaluasi untuk mencegah kejadian serupa terulang.
“Insyaallah dari kejadian ini kami evaluasi. Ke depannya produk UMKM akan kami filter lagi agar kualitasnya lebih terjaga. Ini bukan masalah basi, tapi kurang matang saja,” tegas Ucu.***
Editor: Dadan Suherman



