Genjot Sektor Pariwisata, Pemkab Cianjur Benahi Infrastruktur dan Lirik Potensi Wisata Edukasi Sindangasih
CIANJURUPDATE.COM – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur terus memperkuat komitmennya dalam memajukan sektor pariwisata daerah. Tidak hanya mengandalkan pesona alam, Pemkab kini mulai melirik potensi ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal sebagai daya tarik wisata baru. Salah satu yang tengah dikaji serius adalah menjadikan sentra kerajinan sangkar burung di Desa Sindangasih, Kecamatan Karangtengah, sebagai destinasi wisata edukasi.
Bupati Cianjur, dr. Muhammad Wahyu Ferdian, menegaskan bahwa pengembangan destinasi wisata harus beriringan dengan pembenahan aksesibilitas. Dalam kunjungannya ke Kampung Kabandungan, Senin (24/11), Wahyu menyoroti pentingnya kesiapan infrastruktur untuk menopang kenyamanan wisatawan yang berkunjung ke Cianjur.
Terkait wacana menjadikan kampung pengrajin tersebut sebagai objek wisata, Wahyu menyatakan pihaknya akan melakukan kajian mendalam agar selaras dengan rencana pembangunan daerah.
Baca Juga: Berdayakan Warga Sejak 1980, Sentra Sangkar Burung Sindangasih Dapat Dukungan Penuh Pemkab Cianjur
“Kami akan lihat dulu apakah bisa masuk ke prioritas. Yang jelas, pembangunan infrastruktur menuju destinasi wisata terus kami benahi. Selain itu, promosi dan perlindungan terhadap kawasan wisata juga diperkuat agar tidak terjadi alih fungsi lahan,” jelas Wahyu.
Konektivitas Transportasi Jadi Kunci
Dalam strategi besar pariwisata Cianjur, konektivitas antarwilayah memegang peranan vital. Wahyu menyebut dukungan pemerintah pusat dan provinsi semakin nyata dengan reaktivasi jalur kereta api Jakarta–Cianjur serta operasional kereta wisata.
Baca Juga: Antusiasme Tinggi, 58 Karya Berebut Tempat di Sayembara City Branding Pariwisata Cianjur 2025
Pemkab Cianjur optimistis, jika jalur kereta Cianjur–Bandung segera terhubung kembali, arus wisatawan akan meningkat signifikan. Hal ini diyakini akan menciptakan multiplier effect (efek berganda) bagi perekonomian warga sekitar objek wisata.
“Jika akses wisata semakin mudah, masyarakat tentu ikut merasakan manfaatnya. Mulai dari usaha makanan, oleh-oleh, hingga peluang usaha penginapan milik warga akan meningkat,” katanya.
Atraksi Wisata Berbasis Budaya
Jika terealisasi sebagai desa wisata, Sindangasih menawarkan atraksi unik berupa proses pembuatan sangkar burung tradisional yang telah melegenda. Wisatawan tidak hanya sekadar melihat produk jadi, tetapi juga dapat menyaksikan sejarah panjang kerajinan yang telah menghidupi warga selama puluhan tahun.
Didin Jaenudin, tokoh pengrajin setempat, menceritakan bahwa aktivitas ini memiliki nilai historis yang kuat.
Baca Juga: Promosikan Wisata Budaya, Ketua TP PKK Cianjur Tampil Bawakan Mamaos di HKG Jabar
“Kalau pertama dari orang tua itu tahun 60-an ikut kerja, akhirnya sekitar tahun 70–80 masing-masing bikin sendiri,” ujar Didin.
Kekuatan sejarah dan kemandirian inilah yang diapresiasi Bupati sebagai aset pariwisata berbasis komunitas. Menurut Wahyu, keberadaan sentra ini membuktikan bahwa pariwisata dapat tumbuh dari produktivitas masyarakat lokal.
“Usaha sangkar burung ini membuat masyarakat di sini produktif, baik pemuda maupun warga lanjut usia. Selain menopang perekonomian, ini juga membuka peluang bagi anak-anak mereka untuk menjadi pengusaha sukses di bidang yang sama,” pungkas Wahyu.
Potensi Sindangasih kini masuk dalam radar pengembangan pariwisata Cianjur, melengkapi destinasi yang sudah ada dengan sentuhan edukasi dan budaya yang kental.***
Editor: Indra Arfiandi



