Cianjur Defisit 6.444 Guru ASN, Didominasi Kekurangan Guru Kelas SD
CIANJURUPDATE.COM – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Kabupaten Cianjur mencatat adanya kekurangan tenaga pendidik berstatus Aparatur Sipil Negara (ASN) yang signifikan. Hingga saat ini, Cianjur masih membutuhkan tambahan 6.444 guru, dengan defisit terbesar terjadi pada posisi guru kelas di tingkat Sekolah Dasar (SD).
Berdasarkan data Disdikpora Cianjur, kebutuhan ideal guru ASN—baik Pegawai Negeri Sipil (PNS) maupun Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK)—untuk jenjang TK, PAUD, SD, dan SMP mencapai 18.706 personel. Namun, kuota yang terisi saat ini baru mencapai 12.262 orang.
Kepala Disdikpora Kabupaten Cianjur, Ruhli, membenarkan adanya kesenjangan antara kebutuhan ideal dan jumlah guru yang tersedia. Ia menjelaskan bahwa untuk menjaga kelangsungan kegiatan belajar mengajar, sekolah-sekolah saat ini masih bertumpu pada peran tenaga guru honorer.
Baca Juga: Wujud Komitmen Pendidikan Cianjur: 18 Ruang Kelas Baru Resmi Dibangun di SMPN 2 Karangtengah
“Sebelumnya kekurangan sangat banyak, terutama untuk guru kelas SD. Tapi dengan adanya pengangkatan PPPK, kekurangan tersebut berangsur terpenuhi. Meskipun belum seluruhnya, jadi untuk saat ini masih mengandalkan keberadaan tenaga guru honorer,” kata Ruhli, Selasa (25/11/2025).
Ruhli mengungkapkan bahwa pemerintah daerah terus berupaya menutup celah kekurangan tersebut melalui mekanisme seleksi ASN. Ia menyebutkan, usulan pengangkatan PPPK berikutnya telah disetujui dengan kuota sebanyak 1.065 orang.
Baca Juga: PGRI Kecamatan Cianjur Peringati Hari Guru ke-80, Wabup Ramzi: Jangan Ada Guru Terdegradasi
“Ada pengangkatan berikutnya dalam waktu dekat. Kami harapkan bisa terus mengisi kekurangan,” ujarnya.
Upaya akselerasi perekrutan ini menjadi prioritas Disdikpora, terutama mengingat adanya regulasi terkait penataan tenaga honorer di tahun mendatang. Ruhli menegaskan komitmen dinasnya untuk memastikan tidak ada kekosongan pengajar di sekolah-sekolah.
“Makanya kami akan terus berupaya agar kekurangan tersebut bisa terisi, supaya tidak terjadi kekosongan guru,” tegasnya.
Baca Juga: Metty Triantika Sebut, PPNK Lemhannas jadi Ruang Pendidikan Strategis Pemimpin Daerah
Tantangan Pensiun Tahunan
Selain masalah kuota pengangkatan, tantangan pemenuhan kebutuhan guru di Cianjur juga dipengaruhi oleh siklus pensiun pegawai. Ruhli memaparkan bahwa setiap tahunnya, jumlah guru yang memasuki masa purnabakti cukup tinggi, yang secara otomatis mengurangi jumlah tenaga pengajar aktif.
“Setiap tahunnya ada sekitar 2 persen guru yang pensiun atau sekitar 200-300 orang. Ini juga jadi kendala untuk pemenuhan seluruhnya kebutuhan tenaga pendidikan,” imbuh Ruhli.
Menanggapi situasi tersebut, Bupati Cianjur, dr. Muhammad Wahyu, menyatakan bahwa fluktuasi jumlah tenaga pendidik merupakan hal yang wajar dalam manajemen kepegawaian daerah. Ia memastikan pemerintah akan merespons cepat setiap kekosongan yang timbul akibat pensiun.
“Soal jumlah guru tentu dinamis, banyak yang pensiun. Kami lihat ke depan, kalau ada yang pensiun segera diisi dengan yang baru,” pungkasnya.***
Editor: Indra Arfiandi



