BTC Alami Arus Keluar Spot Signifikan di Tengah Ketegangan di Timur Tengah

Ethereum Ditinggal Investor, Bitcoin Kembali Jadi Primadona
Ethereum pernah menunjukkan potensi untuk menembus angka US$3.000 pada pekan lalu. Namun, harapan tersebut hancur setelah serangan Israel ke Iran pada hari Kamis lalu. Ketegangan geopolitik yang tiba-tiba ini kontan menimbulkan tekanan pada pasar crypto.
Harga ETH dilaporkan turun lebih dari 2 persen dalam dua hari terakhir. Penurunan ini menunjukkan betapa rentannya sentimen pasar crypto terhadap peristiwa politik global, terutama di saat investor sedang mencari arah di tengah situasi makroekonomi yang tidak stabil.
Data On-Chain Tunjukkan Sinyal Bearish
Analisis terkini yang disampaikan oleh Amr Taha di platform CryptoQuant menyoroti bahwa Ethereum kini berada di bawah tekanan. Dalam laporan tersebut, Taha mengamati penurunan signifikan pada metrik Open Interest (OI) Ethereum di Binance.
Selama 48 jam terakhir, OI Ethereum dilaporkan anjlok lebih dari 19 persen, seiring dengan penurunan harga ETH dari sekitar US$2.800 menjadi US$2.500 hanya dalam waktu singkat.
Penurunan Open Interest Ethereum – Amr Taha
Penurunan OI umumnya dianggap sebagai indikasi bearish, karena menunjukkan melemahnya aliran dana ke dalam kontrak derivatif ETH. Taha berpendapat bahwa kondisi ini kemungkinan besar disebabkan oleh aksi jual panik dari para trader crypto.
Analis tersebut juga menyatakan bahwa tekanan ini akan semakin menambah buruk sentimen pasar Ethereum dalam waktu dekat, dan bisa memicu fase konsolidasi atau bahkan penurunan lebih lanjut jika aliran modal belum kembali kuat.